Imajinasi masalah pernikahan memang membahagiakan. Apa lagi didukung dengan beberapa foto pernikahan yang berbahagia dan postingan-postingan keluarga kecil berbahagia sejahtera yang menyebar di sosial media. Juga beberapa film dan novel romantis yang mengangkat tema-tema pernikahan. Makin menambah golongan muda dipadati keinginan untuk selekasnya berumah tangga. Mengakibatkan, kekasihan cukup lama tetapi kekasih belum menampakan kemauan untuk menyunting, dapat membuat resah tidak berakhir. Atau bahkan juga pilih pergi dan bersanding yang lain. Dengan alasan, yang baru dapat memberikan kejelasan.

Saat sebelum kamu memilih untuk menikah, atau meminta dilamar oleh kekasih, tanya dahulu pada hatimu. Apa yang kamu pikir mengenai satu pernikahan? Jika beberapa hal berikut yang tebersit, karena itu mundur saja dahulu. Jangan tergesa-gesa, mungkin waktu ini belum waktumu.

Telah menikah bukan fakta untuk stop percantik diri dan berlaku baik. Faktanya toh telah laris dan sah, semestinya tidak dapat putus-nyambung seperti periode kekasihan dahulu. Walau sebenarnya walau diikat dengan cincin perkawinan dan buku nikah, bahtera rumah tangga perlu dipertahankan. Sesaat menjaga pernikahan terang lebih sulit dibanding menjaga kekasihan. Jadi jika kamu memikir pernikahan ialah fakta untuk stop usaha mengoreksi diri, seharusnya menunda dahulu kemauan itu.

Buku nikah dan cincin perkawinan dipandang seperti persyaratan resmi untuk terkait tubuh, jika tidak ingin dipandang menyalahi etika yang ada. Karenanya, banyak pula yang menikah agar dapat memperoleh rekan bobok halal. Tetapi apa pernikahan cuman masalah terkait tubuh saja? Pasti tidak. Ada deretan tanggung jawab yang perlu disanggupi, dan ada beberapa peluang permasalahan yang menanti untuk ditemui. Semua pahit dan manisnya, pernikahan ialah satu loyalitas besar yang tidak dapat dikerjakan dengan asal-asalan.

error: Content is protected !!