Selaku pasangan sama-sama share jadi salah satunya manfaat dari jalinan. Share tidak cuman masalah narasi, dan juga segalanya yang kalian rasakan. Seperti waktu pasanganmu sedang bersedih, kamu ada usaha untuk melipurnya. Atau waktu ia kesusahan, capek dan nyaris patah semangat, kamu ada untuk memberikannya semangat. Semangat ini juga bukan sebatas perkataan yang seperti angin melalui yang menyejukkannya cuman sebentar. Tetapi berbentuk perlakuan langsung.

Bukannya menjelaskan, “Semangat ya, Yang. Janganlah lupa makannya,”, kamu malah mendadak menawarinya untuk makan bersama dalam tempat favoritnya. Ajakanmu ini tidak hanya jadi penyebab hasrat makannya tiba kembali lagi. Tetapi ada rasa tenang dan suka yang perlahan-lahan membuat dianya kembali lagi semangat. Bagaimana tidak semangat waktu perutnya kenyang, dan di hadapannya ada kekasih yang perhatiannya tidak sebatas perkataan?

Ada yang ngomong saat kekasihan tidak perlulah membuat gagasan menabung bersama. Karena siapa yang mengetahui bagaimana hari esok jalinan kalian. Jika abadi ya bagus, tetapi jika putus di tengah-tengah jalan bisa saja tabungan bersama ini menjadi persoalan baru. Tetapi tidak ada kelirunya jika gagasan menabung ini jadi motivasi supaya ia lebih giat bekerja. Toh jika kalian sama dewasa, materi tidak akan jadi masalah yang begitu susah untuk ditemui.

Tidak cuman memerintahnya istirahat sesaat, tetapi kamu dengan enteng tangan tawarkannya kontribusi. Kamu membatu karena pengin ia dapat sedikit lebih rileks, agar dianya kembali lagi bugar dan pada akhirnya semangat waktu kerjakan kembali pekerjaannya. Karena kamu yakin ia tentu terus dapat mengakhirinya secara baik. Bahkan juga lebih bagus dari yang kamu tolong lakukan.

Dengarkan keluhan dari A sampai Z benar-benar tidak gampang. Perlu banyak kesabaran, tetapi usahamu ini tidak akan percuma. Karena hati lega yang di rasa pasangan waktu semua uneg-unegnya ditumpahkan dan di dengar ini yang menghidupkan kembali lagi semangatnya. Toh kepentingan memberikan nasihat atau mungkin tidak sesungguhnya tidak begitu kamu pikir. Ada saatnya berasa didengar saja cukup. Terkecuali jika benar-benar ia minta pendapatmu. Kamu perlu membeda-bedakan kata yang kira-kira dapat diterima oleh ia.

error: Content is protected !!