Bagaimana juga prosesnya, perpisahan memang tersisa cedera. Apa lagi dengarnya memperoleh alternatif yang baru cuman sebentar sesudah cerita kalian usai. Kamu yang belum bergerak mulai bertanya siapakah ia yang menjadi penggantimu saat ini.

Dengan emosi dan sisa-sisa hati yang ketahan, kamu tidak sanggup mengendalikan diri tidak untuk cari tahu. Sesudahnya dapat diterka, kamu mulai cari dan menuliskan nama gadis itu pada kolom penelusuran di seluruh sosial mediamu.

Selanjutnya tampil satu nama yang kamu yakin ialah account gadis itu. Kamu menelusuri profilnya untuk cari tahu segala hal yang dapat kamu kenali mengenainya. Antara banyak swafotonya, kemungkinan kamu menyaksikan raut muka yang kenal. Sosok pria yang dahulu sempat isi hari-harimu. Di sejumlah photo, kamu sembunyi-sembunyi berteriak dalam hati: dapat ya cepat sekali mendapati alternatif?

Salah satu yang kamu pikir ialah tidak terima dan kekesalan. Dan yang kamu alami kemungkinan membuat kamu tidak stop untuk memperbandingkan diri kamu dengan gadis itu. Apa ia sesabar kamu yang ikhlas menanti berita? Apa ia seperhatian kamu waktu priamu tidak nikmat tubuh? Dan apa ia dapat gantikan statusmu dengan pleno?

Emosimu terpancing, tiada sadar kamu mulai memandang dan mencari sela dan kekurangan gadis itu. Tidak sadarkah kamu? Waktu kamu mulai mencemooh apa yang nampak dari gadis itu, waktu itu juga kamu jadi sekejam beberapa orang yang pernah merendahkanmu.

Kemungkinan kamu berasa lebih, dan ada kebanggaan tertentu yang membuncah untuk tutupi rasa irimu. Walau sebenarnya tanpamu ketahui sesungguhnya kamu sedang sakiti diri kamu sendiri. Kemungkinan kamu berasa pernah jadi yang teristimewa. Karenanya lah, kamu tidak dapat terima fakta jika sekarang ini tempatmu telah terpindahkan oleh gadis yang kamu kira tidak lebih dari diri kamu itu.

error: Content is protected !!