seorang yang harus kita hargai sesudah Ibu. Tidak berapa benar-benar, bila kita saksikan jumlahnya saat yang Ibu beri dibanding Ayah. Tetapi dibalik sikapnya yang kadang acuh dan begitu repot bekerja, Ayah memiliki rasa sedih yang dalam saat beberapa hal jelek menerpa beberapa anak dan keluarganya. Tangis dan air matanya kemungkinan tidak nampak, tetapi bila kamu menyaksikan dari sorot matanya, duka cita sebab beberapa hal berikut yang kemungkinan sedang ia rasakan…

Selaku kepala keluarga, Ayah pasti punyai aktivitas yang mengagumkan di luar rumah. Seringkali Dia harus pergi pagi dan pulang pagi kembali untuk bekerja. Perihal ini pula yang kadang membuat berduka, waktu dengan keluarganya harus tersita untuk pekerjaan. Dalam hatinya dia menangis dan kemungkinan tidak tahu harus melakukan perbuatan apa lagi.

Saat Ayah pulang dari kerjanya, dia kemungkinan dapat tersenyum dan merengkuh keluarganya dengan kuat. Tapi tiada kalian ketahui, dia sedang memikul beban selaku lelaki yang harus juga memenuhi keperluan keluarganya.

Sesungguhnya, seorang Ayah juga mempunyai segi kehalusan dalam hatinya. Dia tidak akan pernah tega dan akan menangis di hatinya saat anak wanitanya disakiti oleh seseorang. Dalam batinnya dia berontak. Dia pengin membuat perlindungan dan merengkuh anak wanitanya dengan kuat supaya dia tidak rasakan sakit hati kembali.

Sama seperti yang seorang Ibu rasakan, seorang Ayah juga akan berduka sekalian berbahagia bila menyaksikan anak-anaknya sudah menikah. Ini bermakna, si anak akan jarang-jarang temani Ayahnya seperti sebelum menikah, meskipun di hati kecilnya dia berbahagia sebab pada akhirnya anak kecintaannya mendapatkan pasangan terhebat untuk hidupnya.

Jadi seorang lelaki kuat dan tabah ialah takdirnya selaku Ayah. Tidak gampang untuknya teteskan air mata apa lagi membagi duka. Dia cuman pengin kalian (keluarganya) menyaksikannya selaku lelaki yang demikian mengasihi kalian, dan dia mengharap itu berlangsung kebalikannya.

error: Content is protected !!