Seringkali kita meromantisasi sikap posesif dan cemburu terlalu berlebih yang telah mengarah ke toxic. Benar-benar sich, umumnya pasangan yang posesif itu berargumen jika semua perbuatannya karena rasa cinta yang mengagumkan. Ia larang ini dan itu sebab KATANYA ia tidak mau kenapa-napa. Ia cemburu buta sebab KATANYA ia cinta mati. Dengan semua ini, benar-benar gampang untuk terjerumus membandingkan di antara sikap defensif dan posesif.

Mempunyai pasangan yang defensif itu membahagiakan. Minimal akan membuat kamu berasa jadi perhatian dan aman, dan terlindung. Tetapi, walau sepintas nampak sama, defensif dan posesif itu dua hal yang paling berlainan lho. Janganlah sampai kamu salah mengartikannya, karena pasangan yang posesif cuman akan bikin rugi diri kamu sendiri. Berikut sejumlah point utama bedanya.

Sang posesif melarangmu bersahabat sama orang lain–terutama yang musuh tipe–karena rasa cemburu dan kemauan memonopolimu. Sedang ia yang defensif pilih untuk mengutarakan kekhawatirannya atas suatu hal yang jelek bisa berlangsung kepadamu.

Menyaksikan orang yang disayangi begitu dekat sama seorang yang punyai pertanda tertarik pasti membuat pasangannya tidak tenteram. Tetapi, ia yang defensif tidak akan ceroboh mintamu untuk menjauh darinya. Ia pengin kamu mengakhiri semua dengan arif, hingga semua dapat usai secara baik.

Fakta orang berlaku defensif ialah sebab rasa sayang. Karena itu, peristiwa bersamamu ialah peristiwa yang membahagiakan, dan ia pengin menikmatinya tiada terdistraksi apa saja. Sedang ia yang posesif, pengin memonopoli keseluruhnya diri dan waktumu.

error: Content is protected !!