Untukmu yang pernah isi hari-hariku, yang pernah jadi tempat sama-sama share pengetahuan, share rasa. Untukmu yang nyaris ada selalu untuk dibawa bergurau, dan untukmu yang sejauh ini – dan sampai kelak — akan kuanggap selaku adik, teman dekat, atau keluarga. Walau banyak badai masalah dan halangan yang coba menjatuhkan tembok pertemanan kita..

Tatap muka kita benar-benar tidak dapat diduga, bermula dari satu komune online fans camera tua, pada akhirnya raga kita disandingkan secara riil, dalam satu acara “ngopi bersama”. Saat itu aku segera bisa dengan gampang melihatmu dan ingat namamu karena kamu adalah satu diantara 3 orang wanita yang datang.

Selang beberapa saat, kita juga sama-sama berjabatan tangan dan mengenalkan diri semasing. Sama seperti yang sudah kuutarakan awalnya, seluruh berlangsung dengan sangat benar-benar biasa, tidak ada yang spesial. Layaknya seperti camera analog yang simpel.

Tergabung dengan komune camera tua benar-benar tidak banyak tawarkan beberapa hal eksklusif. Dibandingkan mereka beberapa fans camera DSLR, alias camera digital, atau mungkin dengan jahatnya yang kerap kita sebutkan dengan “fans bijital” kependekan dari bj gatal.

Kita yang perlu senang memakai camera analog, kerap melangsungkan perkumpulan kecil cuman untuk. Mengulas trik dan tips bagaimana hasilkan photo yang oke, sebab memakai camera analog tidak sepraktis camera digital yang dapat kita. Hapus secara cepat bila ada hasil gambar yang tidak sesuai dengan selera kita. Memfoto memakai camera analog memerlukan kesabaran dan kehati-hatian tambahan tinggi. Bahkan juga tata langkah membersihkan negatif film kerap kita lakukan bersama.

Tangkap sinar adalah seni, dan roll film adalah pokok, kita tidak mengincar kepraktisan asal jepret yang. Dengan gampangnya kita hapus dan lupakan. Lebih dari itu, kita ialah pemburu kehati-hatian, mempertajam insting sebab kita tidak tahu apakah yang akan dibuat dari bidikan camera.

error: Content is protected !!