Kamu ingat bagaimana kita berdua saat sebelum terlilit dengan satu jalinan? Ya, pada saat-saat itu kita penuh kebahagiaan yang tidak terhitung. Kita sama suka dan terus semangat menyongsong hari untuk hari. Kebimbangan yang menimpa bisa dengan gampang raib sebab kebersama-samaan kita sanggup menebas rasa ini.

Tetapi faktanya kebahagiaan itu tidak berjalan lama. Ada beberapa tembok penghambat yang perlu kamu dan saya lalui. Awalannya kita kira ini gampang dan benar-benar bisa dilewati, tetapi kenyataannya tidak begitu. Kita berdua juga pikirkan bermacam langkah, tetapi rupanya susah.

Tuhan, terkadang saya kerap menanyakan apa jalinan ini salah? Karena hanya ketidaksamaan suku lalu saya dan dianya tidak dapat berpadu? Saya memahami apa sebagai titik permasalahannya dan itu merupakan hal yang cukup susah. Saya dan dianya benar-benar pernah berbahagia dan ini terus menempel dalam hati. Kemungkinan ini ialah karunia dalam kehidupan yang pantas disyukuri, lepas dari beberapa hal yang membuntel jalinan ini.

Apa yang terjadi dari awalnya saya tidak pernah mempedulikannya. Sebab kita berdua mempunyai banyak kecocokan dan ketidaksamaan yang makin memberi warna jalinan ini. Saya dan kamu sama tidak perduli pada ketidaksamaan yang ada di fisik atau rutinitas wilayah asal. Kulitku yang lebih gelap darimu, logat tidak sama, dan wujud muka yang lain, tidak jadi rintangan untuk kita berdua. Hal itu tidak jadi cela pada jalinan ini dan kita juga menjaringninya dengan berbahagia bersama ketidaksamaan itu.

Ketidaksamaan fisik, logat, dan rutinitas kita berhasil jadi pemanis setiap hari. Gelak gurau dan tawa waktu berganti narasi selalu tidak membuat jemu antara kita. Beberapa hal yang dipandang “aneh” dalam diri rupanya jadi salah satunya yang dicintai kamu dan saya. Tanpa rasa tersinggung, kita berdua nikmati tiap detik peristiwa kebersama-samaan. Sebab kita sama-sama mensyukuri apa yang dipunyai dan berlangsung saat ini.

error: Content is protected !!